Langsung ke konten utama

METODE PERKEBUNAN JEPANG MAMPU MENGHASILKAN 30.000 SELADAH SEGAR SETIAP HARI !!



     
       Jepang mulai menggunakan cara baru dalam hal bercocok tanam. Mereka menggunakan mesin pabrikan untuk menghasilkan selada dalam jumlah yang sangat besar. Menurut perusahaan yang berbasis di Kyoto, kebun indoor yang dikelola dengan mesin serba otomatis tersebut mampu menghasilkan 30.000 selada setiap hari.
      Semua produksi tumbuhan selada dilakukan tanpa campur tangan manusia, kecuali saat panen dan pembibitan. Ini memang teknologi pertanian yang luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa, biaya pembangunan kebun indoor ini saja sampai menghabiskan dana 2 miliar yen atau bila dirupiahkan sekitar Rp 232,8 miliar, seperti yang dilaporkan oleh DigitalTrends (31/8/15).

    

    Sekarang pertanyaannya sederhana, bagaimana Jepang menumbuhkan tanaman tanpa terkena sinar matahari? Inilah kemampuan tersembunyi yang dimiliki oleh kebun indoor tersebut. Kebun ini dibangun dengan sistem pertanian vertikal di dalam ruangan dan pencahayaan lampu LED buatan. Selain itu, kebun ini juga dilengkapi dengan crane stacker untuk mengendalikan segala aktivitas berkebun agar lebih cepat.
      Jepang bisa dibilang berani dalam membangun sektor pertanian dengan investasi awal yang sangat mahal. Jepang meyakini bahwa ke depannya kebun yang dilengkapi mesin otomatisasi lengkap ini akan meningkatkan output pendapatan dan mengurangi biaya tenaga kerja hingga 50 persen. Terlebih, dengan banyak pasokan selada dari Jepang, bukan tidak mungkin akan membantu menurunkan biaya pemasaran dari produksi selada.
Sementara ini, perusahaan tersebut hanya sanggup memproduksi 30.000 selada per hari yang dijual di 2.000 toko sayuran di Jepang dengan merek Vege-tus. Vege-tus dipasarkan sesuai harga sayur selada dari petani lokal. Bahkan, kabarnya rasa dari selada ini sama dengan selada yang ditanam di luar ruangan (kebun konvensional).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INOVASI PERKEBUNAN INDOOR DI JEPANG

Menjadi sebuah ironi, ketika Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam disebut-sebut sedang mengalami “darurat beras”. Seperti yang kita tahu, nasi masih menjadi mekanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kelangkaan beras menjadi masalah yang cukup krusial. Bukan itu saja, menurut FAO (Food and Agriculture Organization), Indonesia semakin berada di level kelaparan global yang serius. Masalah ini bukan hanya mengancam Indonesia saja, melainkan seluruh penduduk dunia. Ketahanan pangan pun akan semakin memburuk seiring bertambahnya jumlah penduduk dan faktor-faktor seperti kerusakan lingkungan, pemanasan global dan konversi lahan yang semakin parah. Masalah ini coba dipecahkan oleh ilmuwan-ilmuwan di Jepang dengan mengubah bekas pabrik Sony di prefektur Miyagi menjadi kebun indoor terbesar di dunia. Kebun seluas setengah lapangan bola ini dibuat dengan teknologi tinggi dan diterangi dengan 17.500 lampu LED sebagai pengganti matahari. Ha...