Menjadi sebuah ironi, ketika Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam disebut-sebut sedang mengalami “darurat beras”. Seperti yang kita tahu, nasi masih menjadi mekanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kelangkaan beras menjadi masalah yang cukup krusial. Bukan itu saja, menurut FAO (Food and Agriculture Organization), Indonesia semakin berada di level kelaparan global yang serius. Masalah ini bukan hanya mengancam Indonesia saja, melainkan seluruh penduduk dunia. Ketahanan pangan pun akan semakin memburuk seiring bertambahnya jumlah penduduk dan faktor-faktor seperti kerusakan lingkungan, pemanasan global dan konversi lahan yang semakin parah. Masalah ini coba dipecahkan oleh ilmuwan-ilmuwan di Jepang dengan mengubah bekas pabrik Sony di prefektur Miyagi menjadi kebun indoor terbesar di dunia. Kebun seluas setengah lapangan bola ini dibuat dengan teknologi tinggi dan diterangi dengan 17.500 lampu LED sebagai pengganti matahari. Ha...
Jepang mulai menggunakan cara baru dalam hal bercocok tanam. Mereka menggunakan mesin pabrikan untuk menghasilkan selada dalam jumlah yang sangat besar. Menurut perusahaan yang berbasis di Kyoto, kebun indoor yang dikelola dengan mesin serba otomatis tersebut mampu menghasilkan 30.000 selada setiap hari. Semua produksi tumbuhan selada dilakukan tanpa campur tangan manusia, kecuali saat panen dan pembibitan. Ini memang teknologi pertanian yang luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa, biaya pembangunan kebun indoor ini saja sampai menghabiskan dana 2 miliar yen atau bila dirupiahkan sekitar Rp 232,8 miliar, seperti yang dilaporkan oleh DigitalTrends (31/8/15). Sekarang pertanyaannya sederhana, bagaimana Jepang menumbuhkan tanaman tanpa terkena sinar matahari? Inilah kemampuan tersembunyi yang dimiliki oleh kebun indoor tersebut. Kebun ini dibangun den...